EditorAprillia Ika. ACEH UTARA, Sebanyak 13 batu nisan masa kerajaan Samudera Pasai diangkat dari dasar krueng (sungai) Pase, di Desa Murong, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (3/3/2019). Kegiatan penyelaman dan eskavasi dimulai oleh tim Center For Information Of Samudera Pasai Heritage (CISAH)sejak pagi hingga sore.
32 Soal Pilihan Ganda PAT/UKK Sejarah Indonesia Kelas 10 ~ Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini adalah contoh soal Penilaian Akhir Tahun PAT atau Ulangan Kenaikan Kelas UKK mata pelajaran Sejarah Indonesia. Materi yang dibahas pada soal-soal PAT atau UKK berikut ini adalah materi Sejarah Indonesia Kelas X KD dan KD jugaSoal UKK/PAT Seni Budaya Kelas 10Soal UKK PPKn Kelas 10Soal UKK/PAT Biologi Kelas 10Soal PAT/UKK Bahasa Indonesia Kelas 10Soal PAT/UKK Ekonomi Kelas 10Soal PAT/UKK Fisika Kelas 10Soal PAT/UKK Geografi Kelas 10Soal PAT/UKK Kimia Kelas 10Soal PAT/UKK Sejarah Kelas 10Soal PAT/UKK Sejarah Indonesia Kelas 10Soal Sejarah Indonesia Kelas X KD dan Berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang daria. Arabb. Gujaratc. Persiad. Cinae. TurkiJawaban b2. Tokoh yang berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari Persia adalaha. Hamkab. Husein Djajadiningratc. Snouck Hurgronjed. Fatimie. KromJawaban B3. Bukti sejarah bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13 Masehi adalaha. Batu nisan Sultan Malikul al-Saleh Dari Samudra Pasaib. Catatan Hsin-tangshu dari Dinasti Tang di Cinac. Tradisi Tabot di Pariaman Sumatera Baratd. Masjid Menara Kudus di Jawa Tengahe. Adanya perkampungan Leren/Leran di GresikJawaban A4. Penyebaran Islam di Indonesia salah satunya melalui jalura. Peperanganb. Perdamaianc. Pertaniand. Perdagangane. PerburuhanJawaban d5. Tokoh tasawuf berikut yang berasal dari kalangan walisanga adalaha. Sunan Muriab. Sunan Kudusc. Sunan Bonangd. Sunan Ampele. Sunan DrajadJawaban C6. Dalam melakukan penyebaran agama Islam di Indonesia, banyak cara yang dilakukan, salah satunya adalah perkawinan. Proses islamisasi yang dilakukan melalui perkawinan dengan putri Tumenggung Wilatika, yaitu Nyai Gede Manila adalaha. Sunan Kudusb. Sunan Kalijagac. Sunan Bonangd. Sunan Girie. Sunan AmpelJawaban e7. Masjid Kudus merupakan salah satu hasil asimilasi antara budaya Islam dan Hindu,Hal ini ditunjukkan oleha. Menaranya yang menyerupai candib. Atapnya berbentuk seperti purac. Mimbarnya menyerupai terataid. Terdapat ukiran tumbuh-tumbuhan dan hewan pada pintu masuke. Kaligrafi terdapat nama dewaJawaban A8. Salah seorang anggota walisongo yang memanfaatkan kesenian sebagi media penyebaran Islam adalaha. Sunan Ampelb. Sunan Bonangc. Sunan Muriad. Sunan Kalijagae. Sunan GiriJawaban D9. Pendapat yang mengatakan bahwa Islam datang dari India dikemukakan oleha. Marco Polob. Vethc. Snouck Hurgronjed. Hoesein Djajadiningrate. de GraafJawaban C10. Faktor yang mendorong proses Islamisasi berjalan dengan baik di kalangan masyarakat adalaha. Pendekatan budaya yang dilakukan dalam penyebaran agama Islamb. Aliran sufisme yang melembagac. Pembawanya adalah pedagangd. Islam tidak mengenal penggolongan masyarakate. Keramahan dari para pendakwahnyaJawaban D11. Di bawah ini adalah beberapa metode dakwahyang disampaikan para wali di Jawa sehingga mudah diterima masyarakat, kecualia. Menggunakan pendekatan kebudayaanb. Berperan sebagai pemimpin menaklukan daerah lainc. Tidak menentang budaya masyarakat yang adad. Melalui media keseniane. Melalui perkawinanJawaban B12. Unsur bangunan masjid berikut masih mengandung ciri peninggalan budaya lama, kecualia. Bentuk atapnya bertingkatb. Terdapat hiasan lengkung pola makarac. Terdapat joglod. Terdapat ukir-ukiran seperti mimbare. Mutaka berbentuk bulat lengkungJawaban A13. Bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi memiliki cari-ciria. Beratap kubahb. Memiliki Menara untuk azanc. Terbuat dari kayud. Beratap tumpange. Menjadi satu dengan komplek makamJawaban d14. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempercepat proses penyebaran agama Islam di Indonesia, kecualia. Syarat untuk masuk Islam sangat mudahb. Upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhanac. Semua manusia mempunyai kedudukan samad. Penyebaran Islam dilakukan melalui cara yang damai e. Penyebaran Islam dilakukan melalui cara kekerasanJawaban e15. Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan karenaa. Penghasil komoditas perdagangan yang pentingb. Letaknya strategis di dekat Selat Malakac. Banyak disinggahi pedagang dari Asia dan Eropad. Runtuhnya Kerajaan Malaka ke tangan Portugise. Memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan di ArabJawaban B16. Hoessein Djajadiningrat mengemukakan pendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia dibawa oleh orang Persia. Hal ini didasarkan pada adanya buktia. Kesamaan nisan di Sumatra Utara dan Gresikb. Tradisi perdagangan yang telah berlangsung lamac. Adanya aliran Syi’ah di Indonesiad. Ajaran Islam yang berintikan mazhab Syafi’ie. Di Sumatra Barat adanya peringatan 1 syuroJawaban C17. Agama Islam dibawa dan dikembangkan ke Indonesia oleh para pedagang daria. Arab, Gujarat, dan Persiab. Gujarat, Cina, dan Persiac. Persia, Cina, dan Arabd. Cina, Irak,dan Persiae. Arab, Irak, dan PersiaJawaban aSoal Sejarah Indonesia Kelas X KD dan Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan … .A. Ali Mughayat SyahB. Sultan Iskandar MudaC. Sultan Iskandar ThaniD. Sultan SafatuddinE. Sultan Zainal AbidinJawaban BSultan Iskandar Muda juga menerapkan kebijakan ketat di sektor ekonomi dan perdagangan, menaikkan harga pasaran hasil bumi, membangun bandar dagang utama di Aceh, serta memperketat pengawasan terhadap pergerakan orang-orang Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa didirikan oleh … .A. Raden PatahB. Sultan TrengganaC. Pati UnusD. Jaka TingkirE. SutawijayaJawaban ARaden Patah memiliki hubungan erat dengan Majapahit, Raden Patah disebut-sebut adalah putra raja Majapahit ke-11, Brawijaya V 1468-1478, dari istri selir, yakni perempuan asal Cina bernama Siu Ban Ci. Raden Patah kecewa karena ayahnya takluk kepada Girindrawardhana yang kemudian berkuasa di Majapahit dengan gelar Brawijaya VI 1478-149820. Perhatikan pernyataan di bawah ini !1. Menundukkan para bupati yang tidak mengakui kekuasaan pusat mataram2. Menyusun kitab undang-undang Surya Alam yang merupakan perpaduan hukum Islam dan adat istiadat Jawa3. Mengirim armada dan pasukannya untuk menyerang Batavia yang dikuasai VOC4. Memadamkan pemberontakan yang dipimpin Trunojoyo5. Meningkatkan produksi beras sehingga menjadi pengekspor beras terbesarTindakan-tindakan yang dilakukan Sultan Agung dalam bidang politik dalam memimpin kerajaan Mataram ditunjukan oleh nomor ... .A. 1, 2, dan 3B. 1, 3, dan 5C. 2, 3, dan 4D. 2, 3, dan 5E. 3, 4, dan 5Jawaban ATindakan Sultan Agung adalah menundukan para Bupati atau penguasa daerah agar mengakui kedudukannya sebagai Penguasa Jawa, selain itu Sultan Agung juga menulis Kitab Surya Alam21. Pembentukan Uli Lima dan Uli Siwa oleh Kerajaan Ternate dan Tidore bertujuan untukA. Memajukan kegiatan perdagangan di Maluku … .B. Memperluas daerah kekuasaan kerajaanC. Memperkuat pertahanan dalam menghadapi musuhD. Membentuk kongsi dagang di MalukuE. Memajukan angkatan laut kerajaanJawaban CUli lima adalah persekutuan lima saudara yang dipimpin oleh ternate yang meliputi ternate, obi, ambon, bacan, dan seram sedangkan uli siwa adlah persekutuan 9 saudara yang meliputi jailolo, makyan, tidore, halmahera, sampai papua22. Salah satu indikator bahwa kerajaan Gowa-Tallo menjadi kerajaan besar di belahan Indonesia bagian tengah/timur adalah ... .A. ditaklukannya seluruh kerajaan di sulawesi selatanB. kapal pinisi menjadi kapal tempur yang paling ditakutiC. seluruh perdagangan di Indonesia bagian timur dimonopoli oleh makassarD. pelaut Belanda tidak berani mendekati wilayah makassarE. Pelabuhan Somba Opu menjadi pelabuhan internasional dan bandar terbesar di Nusantara bagian tengah/timurJawaban EPelabuhan Somba Opu menggambarkan dominasi Gowa-Tallo terhadap berbagai aktifitas perdagangan yang berlangsung di Indonesia bagian tengah dan timur, yang datang ke Pelabuhan Somba Opu, bukan saja pedagang local, namun juga pedagang dari Arab, Tiongkok, Eropa Denmark, Inggris, Perancis, dll. Pelabuhan ini yang nantinya akan menjadi sasaran dari VOC untuk dihancurkan karena dianggap menyaingi dan mengganggu monopoli perdagangan VOC23. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh … .A. Sultan Malik al SalehB. Sultan Iskandar MudaC. Sultan Iskandar ThaniD. Sultan IbrahimE. Sultan Malik al ZhahirJawaban A24. Agama Islam dibawa dan dikembangkan ke Indonesia oleh para pedagang dari … .A. Gujarat, Cina, dan PersiaB. Persia, Cina, dan ArabC. Cina, Irak,dan PersiaD. Arab, Gujarat, dan PersiaE. Arab, Irak, dan PersiaJawaban D25. Tujuan pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram adalah … .A. Ingin terus menguasai MataramB. Ingin menjadi Raja selamanyaC. Ingin mempertahankan seluruh tanah jawa dan mengusir orang-orang BelandaD. Ingin menjalin dan dapat bekerjasama dengan pihak-pihak BelandaE. Ingin mempertahankan Mataram sebagai Kerajaan terbesar di tanah JawaJawaban C26. Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa. Puncak kejayaan kerajaan tersebut terjadi pada masa Sultan Agung. Akan tetapi setelah Sultan Agung wafat, kekuasaan Mataram semakin lama semakin surut. Kekuasaan Kerajaan Mataram semakin surut ketika masa Amangkurat I karena ……A. Wilayah Kerajaan Mataram semakin sempit karena adanya perjanjian Giyanti dan SalatigaB. Mataram terus diserang oleh PortugisC. Wilayah perdagangan Mataram di monopoli PortugisD. Belanda membunuh Amangkurat IIE. Amangkurat I telah dipengaruhi dan bergantung kepada VOCJawaban E27. Ciri-ciri masjid pada masa awal kehadiran Islam di Indonesia seperti berikut ini, kecuali … .A. Beratap tumpengB. Puncaknya bermustakaC. Atapnya bersusun genapD. Ada parit di sekeliling masjidE. Dilengkapi dengan keuntungan atau bedukJawaban C28. Karya sastra melayu berbentuk prosa yang mengandung nilai untuk membangkitkan semangat hidup manusia dikenal dengan nama … .A. EpikB. SulukC. PrimbonD. BabadE. HikayatJawaban E29. Banyaknya peniggalan sejarah islam yang masih memasukkan unsur Hindu dan lokal membuktikan bahwa … .A. Tidak adanya arsitek Islam yang menonjolB. Dakwah islam yang dilakukan dengan damaiC. Kuatnya pengaruh Hindu sehingga sulit dihilangkanD. Ulama islam hanya meniru bangunan yang adaE. Masyarakat tidak mau memakai sesuatu yang berbau arabJawaban B30. Dalam diplomasi dengan berbagai kekuatan besar di dunia, Kerajaan Aceh termasuk kerajaan modern yang paling maju dalam berdiplomasi, hal ini dibuktikan dengan … .A. kemauan Aceh berada di bawah perlindungan PerancisB. usaha Aceh menjalin kerjasama dan diplomasi dengan kekaisaran Turki UsmaniC. Aceh menjadi pusat kekuasaan Islam di NusantaraD. Aceh menjalin kerjasama dengan Amerika SerikatE. para diplomat Aceh sempat menjadi tamu kehormatan di Istana Presiden ASJawaban B31. Setelah Raden Fatah wafat, beliau kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus. Beliau memiliki julukan Pangeran Sabrang Lor karena ... .A. melakukan penyerangan ke seberang lautan Malaka B. menyebarkan agama islam di Pulau JawaC. mengalahkan Portugis di Sunda KelapaD. menguasai tanah kalimantanE. mendirikan Masjid Agung A32. Perhatikan data berikut!1. Merupakan kerajaan yang menjadi penghubung antara jalur perdagangan India dan Cina2. Melakukan kerja sama politik dengan Cina untuk membendung pengaruh kerajaan Siam3. Menjadi pusat penyebaran agama dan kebudayaan Islam ke wilayah Nusantara4. Menjadi penghubung antara jalur perdagangan Indonesia Barat dan Timur5. Pada abad ke-16 menjadi penghasil beras terbesar di nusantaraBerdasarkan data-data di atas yang menggambarkan kebesaran kerajaan Demak adalah ... .A. 1, 2 dan 3B. 1, 2 dan 4C. 2, 3 dan 4D. 2, 3 dan 5E. 3, 4 dan 5Jawaban E
Arkeologakan meneliti batu nisan diduga makam kuno di Palembang. Arkeolog akan meneliti batu nisan diduga makam kuno di Palembang. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA Indonesia; Dunia; Filantropi; Hikmah; Mualaf; Rumah Zakat; Sang Pencerah; Ihram; Alquran Digital; ISLAM DIGEST
Salah satu teori tentang masuknya agama Islam ke Nusantara adalah teori Gujarat. Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam dibawa oleh para pedagang dari daerah Gujarat, India yang berlayar melewati selat Malaka. Teori ini menjelaskan bahwa kedatangan Islam ke Nusantara sekitar abad ke 13, melalui kontak para pedagang dan kerajaan Samudera Pasai yang menguasai selat Malaka pada saat ini juga diperkuat dengan penemuan makam Sultan Samudera Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297 yang bercorak Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. Hurgronje dan J. Pijnapel. Dengan demikian, Berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia, di perkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari Gujarat/India. Kaligrafibiasanya digunakan sebagai hiasan dinding, gapura, atau nisan.Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun dan beberapa makam lainnya dari abad-abad ke-15. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa. Shijiazhuang ANTARA - Sebuah batu nisan berusia 398 tahun ditemukan di Provinsi Hebei, China utara, belum lama bulan ini yang membuktikan adanya perubahan sosial pada era Dinasti Ming 1368-1644. Ditemukan di Desa Xihan di Kabupaten Guangping, batu nisan itu dipancangkan pada Maret 1625 dengan panjang 110 cm, lebar 40 cm, dan ketebalan 15 cm. Menurut prasasti yang terpahat pada batu nisan itu, leluhur keluarga Gao dimakamkan di dalam kuburan tersebut. Ren Zhenchao, kepala kantor perlindungan dan pengelolaan peninggalan budaya di Guangping, menyebut prasasti tersebut juga mengungkapkan migrasi keluarga Gao dari Provinsi Jiangsu di China timur ke Hebei ketika Zhu Di, seorang kaisar dari Dinasti Ming, berperang di China utara. Kaisar Zhu Di memindahkan ibu kota negara dari Nanjing yang kini menjadi ibu kota Provinsi Jiangsu, ke Beijing pada masa pemerintahannya. "Batu nisan ini memberikan bukti untuk mempelajari aspek militer, politik, dan ekonomi Dinasti Ming," pungkas Ren. Pewarta XinhuaEditor Jafar M Sidik COPYRIGHT © ANTARA 2023
Empatbatu nisan kuno yang diduga berasal dari abad antara 19 dan 20 yang ditemukan di kawasan pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan. Hasil penelitian dari tim Arkelog Sumse mendapati bahwa empat batu nisan tersebut ditulis menggunakan huruf Aksara Arab sehingga diduga kuat empat nisan itu merupakan makam keluarga pasca Kesultanan Palembang, Selasa (18/1/2022).
- Semakin hari, politik bikin manusia Indonesia bertindak aneh. Di Bone Bolango, Gorontalo, misalnya, dua kuburan harus dipindahkan gara-gara keluarga jenazah berbeda pilihan caleg dengan pemilik tanah yang masih punya hubungan keluarga. Kasus ini jelas mengoyak rasa kemanusiaan dan menepikan makna penting kuburan dalam jagad kebudayaan Indonesia. Leluhur kita memandang kuburan bukan sekadar gundukan tanah dan tempat menimbun orang mati. Bila kuburan dianggap sepele, tidak mungkin para cendekiawan Jawa masa lampau menelurkan sinonim kuburan lebih dari lima, yakni kramatan, makaman, hastana, pasarean, dan jaratan. Sederet sinonim ini tertuang pada koran Darmo Kondo yang terbit di permulaan abad ke-20, yang saya telusuri di Perpustakaan Nasional lama lantai 8. Catatan yang lebih lawas, Babad Tanah Jawa, juga melukiskan kesakralan makam sebagai pusaka keraton "Betapa sedihnya hati saya bahwa semua pusaka telah diambil oleh putera saya raja Amangkurat Mas. Tetapi, saya tahu bahwa sekalipun semua barang pusaka yang lain pun diambil, namun kalau saja Masjid Demak dan Makam Adilangu tetap ada, maka itu sudah cukup. Hanya dua inilah yang merupakan pusaka sejati Tanah Jawa." Agama dan Makam Saking lekatnya relasi antara agama dengan makam, kakek moyang kita tak segan pula menaruh makam berdekatan dengan ruang sembahyang. Lihat saja di sekitar masjid Kota Gedhe, disemayamkan jasad para peletak dasar kerajaan Mataram Islam, yakni Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senapati, dan Sunan Seda ing Krapyak. Selain itu, dijumpai pula makam Sultan Hamengku Buwana II, Pangeran Adipati Pakualam I, serta sejumlah besar makam keluarga raja Mataram lainnya. Dalam struktur ruang Keraton Plered 1625-1677 yang didirikan Sultan Agung, Inajati Andrisijanti dalam Arkeologi Perkotaan Mataram Islam 2001 juga menemukan makam kuno di sebelah barat reruntuhan masjid. Kenyataan ini membuktikan bahwa kombinasi masjid dengan makam menandakan orang Jawa begitu menghormati jasad manusia. Sekalipun raganya sudah berkalang tanah, tapi ruhnya diyakini masih hidup dan membersamai ngemong anak-cucunya dalam menentukan garis nasib di alam nyata. Makam bayi trek-trekan yang bercokol di bekas masjid juga dirawat dengan baik. Realitas ini dapat ditemukan di Kauman, Mangkunegaran Surakarta. Kala tertentu, sebagian orang masih menziarahi makam yang berada di dalam bengkel itu. Penduduk setempat tak berani mengutak-atik, terlebih meratakannya dengan tanah. Diyakini, yang dikubur di sini ialah buah hati Gusti Mangkunegara IV. Keterangan lisan ini ternyata cocok dengan fakta yang tersurat dalam Babad Lêlampahanipun Radèn Mas Arya Gôndakusuma MN IV 1853-1881 “Kala kagungan putra kaping 14 miyos putri, seda sareng kalihan ibu, ing malem Jumuwah Kaliwon, wanci jam 3 tanggal kaping 27 wulan Sapar, ing tahun Jimakir, ongka 1778. Layonipun raden ayu wau kasareaken ing ardi Mangadeg, putrinipun wonten ing Masjid Kauman bebasnya “Ketika melahirkan anak yang ke 14, yang meninggal bersama ibunya, di malam Jumat Kliwon, pukul 3 tanggal 27 bulan Sapar, tahun Jimakir, 1778. Jenazah raden ayu disemayamkan di Ardi Mangadeg, putrinya di Masjid Kauman Ler.” Penggal informasi tersebut menjelaskan bayi yang meninggal kala lahir tidak dimakamkan di kuburan umum, melainkan tak jauh dari tempat tinggal orang tuanya. Dalam pandangan orang Jawa, bayi yang tutup usia ini dianggap masih membutuhkan “bimbingan” orang tua, sehingga tidak bisa dijauhkan dari rumah. Pertanyaannya kemudian, bagaimana strategi agar kuburan tidak hilang atau rata dengan tanah? Tempo dulu, kelompok bangsawan, priyayi, dan wong cilik belum mengenal nisan untuk menandai kuburan supaya tidak hilang, sekaligus membubuhkan nama jenazah bersangkutan. Agar kuburan tidak ditumpuk oleh orang lain maupun lenyap di kemudian hari, cukup diberi penanda batu hitam sederhana atau kijing. Perayaan ngijing alias ritual pemasangan batu dikerjakan oleh keluarga dan harus mengikuti aturan, yakni pada acara nyewu atau peringatan seribu hari meninggalnya orang yang dikubur tersebut. Jika prosesi ngijing nekat dilakukan seketika itu juga atau pada perayaan seratus hari, mereka khawatir tanah kuburan bakal jeglong mencekung lantaran jasad orang yang meninggal belum hancur dan menyatu dengan Akulturasi Kuburan juga jadi medan akulturasi yang ampuh dalam tradisi Nusantara. Nisan sebagai pelengkap kuburan di Indonesia sebenarnya hasil pengaruh dari kebudayaan orang Eropa yang datang ke Nusantara. Dalam Kamus Umum Belanda-Indonesia 2001 anggitan Wojowasito, yang dimaksud batu nisan ialah kata grafzerk “batu kubur/nisan yang dibaringkan di atas makam. Menurut Lilie Suratminto dalam Makna Sosio-Historis Batu Nisan VOC di Batavia 2008, batu nisan ditemukan sepanjang periode VOC berada di Nusantara 1616-1799. Istilah nisan, menurut Dirk van Hinloopen Labberton 1934, seorang amtenar kolonial yang banyak meneliti tradisi Indonesia, berasal dari bahasa Arab "nisyan", yang bermakna tonggak di atas makam Islam. Setelah diusut lebih jauh dalam berbagai kamus Arab, ternyata tiada ditemukan lema nisyan. Memang tidak dikenal terminologi nisan dalam budaya Arab. Orang yang dikebumikan lazimnya tidak dikasih tanda batu nisan laiknya di Indonesia. Muncul dua penafsiran atas istilah nisan. Pertama, “nisan” merupakan turunan kata nasiya “lupa” kata kerja, sementara kata bendanya nasyanaan atau nisyaanan. Ringkasnya, biar tidak lupa pada makam yang wafat, ditaruh tanda nasyaanan nisyaanan. Tafsir kedua, lema nisan bermuasal dari kata al insan manusia’, sebab antara kata insan dan nisyaanan begitu dekat. Terdapat ungkapan dalam bahasa Arab Summiyal insanu li nisyanihi. Artinya, Dia dikatakan manusia lantaran bersifat lupa. Selarik ungkapan lainnya Al insan mahallul khatta’ wa nisyan. Kalimat tersebut memuat arti bahwa manusia itu memiliki kecenderungan salah dan lupa. Infografik Makam Bila kita cermati, tampaknya tafsir terakhir lebih mendekati kebenaran, yakni kata “nisan” bermula dari kata insan, lantas berubah menjadi “nisan”. Perubahan itu diduga kuat lantaran adanya gejala bahasa metatesis, yaitu perubahan letak huruf, bunyi, atau suku kata dalam kata. Semisal, riwa-riwi bersalin menjadi wira-wiri, dan rontal bersalin lontar. Demikian pula sangat mungkin perubahan letak i dan n dalam insan dan nisan. Dari kilas balik ini, kita disadarkan bahwa kuburan komplit dengan nisan maupun kijing bukan sekadar penanda identitas dan status sosial orang yang dikubur, tapi juga bentuk penghormatan manusia yang hidup kepada mereka yang telah meninggal. Sepanjang sejarah, kuburan hampir tidak pernah dikorbankan dalam jagat politik dan dirusak. Banyak orang takut kualat jika bertindak demikian. Makam justru dirawat melalui tradisi budaya nyadran yang mewarisi sisa kepercayaan animisme-dinamisme. Ringkasnya, ritual nyadran bukanlah ajang hura-hura atau berbau klenik, namun mengingatkan akan kematian dan memosisikan kuburan sebagai bukti sejarah. Di samping berpotensi untuk obyek wisata religi, kuburan dan batu nisan mampu meronce tali sejarah keluarga agar tidak terhapus dalam ingatan generasi sesudahnya. Barangkali hanya di Indonesia, kuburan masih saja kena imbas perpecahan politik.==========Heri Priyatmoko adalah dosen sejarah di Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan pendiri Solo Societeit. - Sosial Budaya Penulis Heri PriyatmokoEditor Ivan Aulia Ahsan
SRIPOKUCOM, PALEMBANG - Batu nisan kuno yang ditemukan di Komplek Pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir, Palembang kini telah dipindahkan ke Museum Sultan Mahmud Baddarudin II Palembang.
Danau Tamblingan Foto dokumen pribadiSejuknya udara pegunungan jauh dari hiruk pikuk perkotaan, di sudut bumi yang masih menyimpan pesona keindahan alam yang memukau, terbentang sebuah keindahan alam yang menakjubkan. Aroma segar pegunungan dilengkapi dengan nyanyian burung yang merdu mengantarkan jiwa ke tempat yang penuh kedamaian. Sesaat aku pejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, mensyukuri betapa beruntungnya aku masih bisa menikmati keindahan alam ciptaan-Nya. Sembari tersenyum aku mulai melangkahkan kaki mendekati suara air yang tertiup angin di antara pepohonan pegunungan yang menjulang tinggi. Indahnya pemandangan danau dengan dukungan cerahnya suasana pagi yang bersahabat membuat aku makin penasaran untuk lebih Tamblingan, permata tersembunyi yang menawarkan pengalaman alam yang tak terlupakan, mengungkapkan berbagai peninggalan sejarah yang masih menjadi perbincangan di kalangan peneliti arkeologi. Situs Tamblingan dikenal sebagai salah satu situs budaya megalitikum di Bali yang berasal dari masa Neolitikum di Kabupaten Buleleng, Pulau Bali, Indonesia. Tempat ini terkenal sebagai lokasi penemuan artefak-arkeologis yang berasal dari zaman megalitikum, yakni sekitar 3500 SM hingga 500 SM. Situs Tamblingan juga menjadi salah satu situs bersejarah di Bali yang cukup terkenal di kalangan wisatawan, karena di sana terdapat beberapa megalitikum yang masih utuh dan terjaga dengan baik. Di antara megalitikum yang dapat ditemukan di situs Tamblingan adalah punden berundak, tiang-tiang batu, dan meja terletak di wilayah utara pulau Bali, Indonesia. Lebih tepatnya, terletak di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, memiliki sejarah peradaban yang kaya dan beragam. Tamblingan mencakup empat desa meliputi Desa Munduk, Desa Gobleg, Desa Gesing, dan Desa Uma Jero. Ke empat desa tersebut memiliki tinggalan arkeologi cukup padat yang tersebar di tengah-tengah hutan, di tepi danau, di sawah-sawah, di tengah-tengah perkebunan, di pura-pura, dan di tengah-tengah permukimanKerajaan Tamblingan diperintah oleh Wangsa Warmadewa yang berpusat di Singaraja. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Tamblingan mencapai masa kejayaannya. Peradaban di wilayah ini berkembang pesat di bidang seni, budaya, dan agama. Peninggalan sejarah di wilayah Tamblingan masih dapat ditemukan hingga kini, seperti arca-arca Hindu-Buddha dan candi-candi yang tersebar di sekitar Danau Tamblingan. Selain itu, tradisi dan kepercayaan masyarakat juga masih terjaga dengan baik, seperti upacara-upacara adat yang wilayah Tamblingan telah bergeser menjadi daerah pariwisata yang terkenal dengan keindahan alamnya, seperti danau dan hutan yang asri. Namun, peradaban dan sejarahnya masih dapat dijumpai dan dijelajahi oleh wisatawan yang tertarik dengan budaya lokal tentang Desa Tamblingan KunaPrasasti memegang peranan penting sebagai sumber pengetahuan mengenai sejarah dan budaya. Prasasti merupakan naskah yang diukir atau ditulis pada benda padat seperti batu, logam, atau kayu sebagai bentuk catatan yang memuat keterangan tentang suatu peristiwa, atau konsep Tamblingan Pura Endek IV Foto Dokumentasi PribadiTelah dilakukan berbagai penelitian untuk membuktikan adanya kehidupan pada zaman prasejarah di Kawasan Tamblingan. Penelitian awal dilakukan karena adanya penemuan selembar prasasti Tamblingan oleh seorang petani bernama Pan Niki pada tahun 1987. Dari hasil pembacaan dapat diungkapkan bahwa prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Bhatara Cri Parameswara pada tahun Caka 1306 1384 M, ditujukan kepada keluarga pande besi Tamblingan agar kembali dari tempat pengungsian, dan kepada Arya Cengceng Kenceng diperintahkan agar segera kembali ke Lo Gajah Gua Gajah, Suantika, 1988 3.Sebelumnya telah ditemukan pula prasasti yang memuat keterangan tentang Desa Tamblingan Kuno yang dikutip dari Suarbhawa Made, 2007, sebagai berikut Prasasti Gobleg Pura Batur A Callenfels, 1926 atau prasasti nomor 110 Goris 1954 dalam perkiraan berasal dari masa pemerintahan raja Sri Ugrasena 837-858 Saka memuat tentang penduduk Desa Tamblingan Satu Jumpung kelompok, yaitu jumpung wesnawa kelompok wesnawa.Prasasti Gobleg Pura Batur B Callenfels, 1926 atau prasasti nomor 1011 Gobleg,1954. Prasasti Gobleg berasal dari tahun Saka 971 – 999 pada masa pemerintahan raja Anak Wungsu. Menjelaskan tentang beberapa anugerah raja kepada penduduk Desa Tamblingan, berkenaan dengan pembebasan beberapa jenis pungutan pajak meliputi penduduk Desa Tamblingan dibebaskan dari pajak besi tankna pawisi. Disebutkan pula apabila ada penduduk desa yang mati tenggelam di dalam danau tidak perlu dilaporkan kepada raja dan tidak dikenakan dosa, memuat juga tentang kutukan bagi yang melanggar keputusan raja, serta batas-batas Desa Kerobokan atau lebih dikenal dengan prasasti Buyan Tamblingan yang menjelaskan terkait dengan anugerah raja terhadap penduduk Desa Buyan dan Tamblingan yang ada di tepi danau, serta masalah lalu lintas danau, adanya Ser Kahyangan yang bertugas sebagai pengawas terhadap bangunan suci kerajaan, selain itu disebutkan pula tentang batas-batas Gobleg Pura Batur C Callenfels, 1926 atau prasasti no 902 Goris,1954 dari tahun Saka 1320 yang isinya mirip dengan prasasti dari tahun Saka samping temuan berupa prasasti di sekitar Danau Tamblingan juga ditemukan benda-benda arkeologi yang dapat mengungkap berbagai aktivitas yang terjadi di wilayah Tamblingan pada masa Bali Benda-benda Arkeologi di sekitar Danau TamblinganBerdasarkan hasil temuan benda bersejarah sebelumnya, Peneliti Arkeologi Sejarah dan Prasejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN, I Gusti Made Suarbhawa menjelaskan untuk mengungkap wilayah Tamblingan, ia bersama tim peneliti lainnya melakukan eskapasi kembali untuk menemukan lebih banyak benda-benda bersejarah lainnya. Dari hasil kerja tersebut mereka telah berhasil menemukan benda-benda arkeologi seperti kereweng hias terajala, manik-manik, fragmen beliung persegi masa prasejarah, palungan-palungan batu pendingin, batu ububan, batu landasan pukul, kerak-kerak logam, butiran-butiran logam, wadah lebur logam kowi, alat kait besi, arang dan beberapa hasil produksi seperti pisau, keris, tombak, kereweng, keramik struktur bangunan, uang kepeng masa klasik. Palung batu yang ditemukan di sekitar Danau Tamblingan Foto Buku Situs Tamblingan Dari hasil kerja tersebut telah berhasil ditemukan benda-benda arkeologi seperti kereweng hias terajala, manik-manik, fragmen beliung persegi masa prasejarah, palungan-palungan batu pendingin, batu ububan, batu landasan pukul, kerak-kerak logam, butiran-butiran logam, wadah lebur logam kowi, alat kait besi, arang dan beberapa hasil produksi seperti pisau, keris, tombak, kereweng, keramik struktur bangunan, uang kepeng masa klasik. Temuan Artefak di sekitar Danau Tamblingan Foto Dokumentasi Balar BaliTemuan tersebut sangat erat kaitannya dengan adanya sebuah kegiatan membuat logam atau keberadaan sebuah komunitas masa lampau yang memiliki profesi sebagai pande besi. Indikasinya dapat dilihat berupa adanya temuan palungan-palungan batu pendingin, batu ububan, batu landasan pukul, kerak-kerak logam, butiran-butiran logam, wadah lebur logam kowi, alat kait besi, arang dan beberapa hasil produksi seperti pisau, keris, dan temuan benda-benda tersebut diyakini kalau di daerah Tamblingan terjadi aktivitas pande besi. Keyakinan adanya kegiatan pande besi di lokasi tersebut diperkuat dari pembacaan prasasti Tamblingan 1384 M, yang menyebutkan keberadaan pande besi di tepian Danau Tamblingan Suantika, 1993, Suarbhawa, 2010. Hingga saat ini, Pura Dalem Tamblingan masih berdiri tegak dengan kokohnya. Pura ini dikenal karena adanya prapen yang merupakan ciri khas pande Bali, tempat di mana para pande membuat berbagai peralatan persenjataan seperti pisau, keris, dan senjata tajam lainnya. Yul
Terbarudisampaikan Ipin, pihaknya menemukan makam-makam yang diduga makam kuno. Saat itu, warga tengah membabat rumput ilalang di sekitar lokasi setempat dan tidak sengaja menemukan makam-makam itu. Secara keseluruhan ada 16 makam yang ditemukan. Baca juga: Koin Kuno Peninggalan Belanda Ditemukan di Bandung Barat, Segini Harganya Baku - Sekelompok nisan kuno di Azerbaijan mirip dengan nisan-nisan di Barus-Sumatera Utara dan Aceh Utara. Nah bagaimana hubungannya dengan masuknya Islam ke Nusantara?Diketahui bahwa masyarakat Islam Indonesia merupakan mayoritas di negerinya dan di dunia, namun sejarah masuk dan berkembangnya agama ini untuk pertama kali di wilayah Nusantara ini masih menjadi bahan perdebatan, demikian dipaparkan Dubes RI untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie dalam keterangan tertulis yang diterima. Sampai kini, imbuh Dubes Husnan, belum ada kesepakatan di antara para sejarawan mengenai awal kedatangan Islam serta juga asal pembawa ajaran tersebut. Sementara ini teori-teori yang ada tentang masuknya Islam ke Nusantara atau kepulauan Indonesia, dapat dibagi menjadi dua kategori. Dua Teori Masuknya Islam ke NusantaraTeori pertama menyebutkan bahwa penyebaran agama Islam ke Indonesia telah terjadi pada abad ke-7 M, yang berarti hampir bersamaan dengan meluasnya kekuasaan daulah Islamiyyah di bawah kekuasaan Bani Umayyah 661-750 ke luar wilayah Jazirah Arab yang sekarang disebut sebagai "Timur-Tengah". Pendukung teori pertama ini antara lain WP Groeneveldt, TW Arnold, Syed Naquib Al-Attas, JC van Leur, HAMKA, dan Uka Tjandrasasmita. Sedangkan kategori teori kedua mengatakan bahwa penyebaran Islam ke wilayah kepulauan Indonesia baru terjadi pada abad ke-13 M. Pendukung dari kategori teori kedua ini antara lain C Snouck Hourgronje, RA Kern, JP Moquette, dan Haji Agus Salim. Artinya Islam menyebar ke Nusantara pada masa Bani Abasiyyah 750-1258 M menjadi penguasa di Timur Dubes Husnan, jika merunut pada kedua teori tersebut, Islam pada masa periode perkenalan dan penyebaran, datang dari wilayah Kaukasus, khususnya Azerbaijan yang saat itu masuk dalam wilayah Persia raya. "Hal ini menguatkan tentang gelombang kedatangan Islam di Indonesia, selain dari Jazirah Arab juga dari wilayah kaukasus, Azerbaijan yang dibawa oleh para kaum sufi Asia Tengah yg memang tempat berkembang pesatnya gerakan tareqat," kata Husnan di Teori KetigaDitambahkan peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia FIB UI yang juga pakar studi Persia, Bastian Zulyeno, PhD yang sedang melakukan pre-riset tentang nisan kuno di Azerbaijan dan masuknya Islam ke Nusantara, riset ini bisa jadi memunculkan teori ketiga. Foto Makam dan nisan kuno di Azerbaijan yang mirip dengan makam-nisan kuno di Barus-Sumut dan Aceh Utara-Aceh Dokumentasi Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie"Selama ini dikenal Islam masuk ke Indonesia pada Abad ke-14, dengan adanya penemuan ini, bisa jadi Islam masuk lebih awal pada Abad ke-11, seperti nisan yang kami temukan di Barus. Dari 2 teori itu, saya cenderung di tengah-tengahnya berdasarkan syair-syair yang ada di Barus, itu dari penyair Abad ke-10," urai dia. Foto Papan tingi Barus Dokumentasi Bastian ZulyenoSedangkan makam dan nisan kuno yang ditemukan di Kabupaten Aceh Utara pada 2014 lalu, yang didapati ada syair Persianya, bisa disimpulkan 'penghuni makam' itu semasa hidupnya adalah penyebar Islam di Indonesia dari kaum Tim Sedang melakukan pengukuran Nisan Anonim, di Desa Sera Jaman, Kecamatan Tanah Luas, Kab. Aceh Utara Dokumentasi Kemdikbud"Cluenya adalah penyebar Islam di Indonesia juga dari kaum sufi, itu tidak terbantahkan. Nah yang datang ke Indonesia itulah kaum sufi yang berasal dari Kaukasus-Asia Tengah-Persia, dan wilayah itu adalah Azerbaijan dan sekitarnya," demikian diuraikan Bastian. Husnan dan Bastian pun berharap jika penemuan awal ini dapat membuka riset lebih lanjut yang berkenaan dengan sejarah awal mulanya Islam datang ke Indonesia yang sampai hari ini masih bias informasinya. Khususnya hubungan antara Nusantara-Kaukasus, khususnya Azerbaijan. nwk/ams Berdasarkanbatu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari - 30062931 tjahmeritjan822 tjahmeritjan822 15.06.2020 Nisan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari Gujarat. Hal ini dibuktikan dengan adanya batu nisan Sultan Malik Al Berdasarkantemuannya, Upan mengatakan terdapat 11 makam berbatu nisan aksara Sunda dan Arab di TPU Dumuskad,. Ia mengira masih terdapat ratusan makam dengan batu nisan yang sama. Batunisan sandai Nisan Sandai adalah sebuah prasasti sejarah yang ditemukan di kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.Prasasti ini bertarikh 127 Hijriah atau tepatnya 745 masehi. Perdebatan. Adanya penemuan prasasti batu nisan bertarikh 127 Hijriah atau tepatnya 745 masehi menjawab perdebatan panjang para ahli sejarah mengenai kedatangan Islam di Indonesia. .
  • 43x50t3k0z.pages.dev/139
  • 43x50t3k0z.pages.dev/483
  • 43x50t3k0z.pages.dev/163
  • 43x50t3k0z.pages.dev/83
  • 43x50t3k0z.pages.dev/26
  • 43x50t3k0z.pages.dev/492
  • 43x50t3k0z.pages.dev/247
  • 43x50t3k0z.pages.dev/138
  • berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di indonesia